My Adventure


Tuesday, May 10, 2011

Jiwa Muda

Dilihat dari usia, sy bukan lagi remaja, apalagi disebut ABG, masa-masa itu sudah lewat...
Dan sekarang sy bisa disebut Dewasa.
Sy bilang 'bisa disebut' karena memang seharusnya disebut begitu. Kenapa? dari status salah satu teman sy di salah satu situs jejaring sosial ditulis 'Tua itu Pasti, tapi Dewasa itu Pilihan'.
Yup. Hal ini memang sangat menarik disimak...
Seiring berjalannya waktu, bisa dipastikan bahwa usia kita juga akan semakin bertambah.
Bertambah dalam arti,
Memiliki pengetahuan yang lebih baik...
Memiliki cara pandang yang lebih baik...
Memiliki sikap yang lebih baik...
dan tentunya...
Lebih Bijaksana dalam menghadapi itu semua....

Secara pribadi sebenarnya sy sendiri masih merasa belum siap dibilang 'dewasa', padahal banyak yang mengatakan jika sy ini sudah waktunya nikah, cocok kalau gendong anak, atau cocok dipanggil 'ibu', hihihi...
Semua itu terasa geli dan masih terasa lucu untuk sy. Mungkin ada yang bilang sy aneh atau semacamnya, tp itu kenyataan yang sy rasakan.
Banyak teman sebaya sy yang sudah menyebar undangan, menikah, punyak anak yang bahkan sudah lebih dari tiga, tapi dibanding sy ini tidak ada apa-apanya, hehehehe...

Sesi curhat ini mungkin memang perlu sy bagikan. Mungkin juga ada dari anda yang juga masih merasa demikian. Di usia yang mau menginjak ke seperempat abad ini, sy masih suka membaca komik, masih suka nonton film kartun, nonton film serial drama korea, masih suka guyon'an yang menurut teman sy seperti anak kuliahan yang masih suka haha hihi. But, It's in me ...

Kenangan dikala masih muda, yang suka hura-hura, main sana - main sini, camping kesana-kesini, nongkrong kemana-mana, juga melakukan hal-hal konyol lain yang mungkin tidak sesuai dengan usia sy lagi...

Mungkin menjadi dewasa belum menjadi pilihan sy saat ini. Fase menuju dewasa masih harus sy jalani lebih jauh lagi hingga sy bisa disebut benar-benar dewasa. Dewasa setidaknya menurut sy secara pribadi dan juga menurut orang-orang terdekat sy yang bukan hanya dilihat dari usia.

Saya baru memahami makna yang masih sering sy dengar "Berjiwa Muda"... ^^

^^ ~ soundtrack Nidji - Jiwa Muda ~ ^^

Sepeda Motor VS Mobil

Kalau ada yang bertanya kepada kita, "Pilih naik mobil atau naik motor?"
Saya yakin kebanyakan dari kita akan lebih memilih mobil. Bagi yang memilih mobil, tampaknya telah mempertimbangkan akan aman dari hujan, panas, ataupun kenyamanan lainnya dibanding memilih naik motor.

Belum lama ini, seorang sahabat penasaran dengan salah satu supermarket yang baru di buka di kawasan Surabaya. Maklum saja, dari luar tampak supermarket tersebut memiliki bangunan yang mentereng, namanya saja sudah keBarat-Barat'an, so pasti banyak membuat orang ingin berkunjung, termasuk sahabat saya yang satu ini.

Kebetulan sekali, sahabat saya pada hari itu mengendarai motor. Tanpa merasa canggung dan bingung, dia langsung masuk menerobos gerbang depan, eh.eh.eh.... tiba-tiba dia dicegat oleh Satpam.
Satpam tersebut menyampaikan amanat, supaya sahabat saya ini tidak memarkir kendaraan di area tersebut. Sahabat saya bingung dan balik bertanya dimana harus memarkir motornya, dan si Satpam memberi pengarahan untuk parkir di seberang. Masih bingung dengan perintah satpam, di belakang  motor sahabat sy ini sudah mengantri mobil yang sepertinya sudah tidak sabar ingin masuk, ditambah bunyi klakson mobil itu yang bisa diartikan meminta sahabat saya untuk lekas menepi. Dari pada berdebat dengan satpam, akhirnya dia mengalah untuk parkir di seberang.

Akan terasa melegakan bila parkir yang ditunjuk oleh Satpam itu mudah dijangkau. Namun, kenyataanya untuk parkir di depan Supermarket mentereng itu harus melewati dua lajur jalan yang tidak otomatis bisa menyeberang mudah. Harus mengikuti petunjuk putar balik kendaraan yang letaknya jauh, kalaupun tidak mau mengikuti rambu putar balik, yang dilakukan adalah harus menuntun sepeda motor untuk menyeberang. Kedua pilihan itu tentunya sangat ribet dan menyulitkan untuk sekedar bisa berkunjung ke sebuah supermarket.
Rasanya aneh, ketika si Supermarket memberikan kemudahan untuk diakses mobil dan berlawanan dengan motor yang boleh dibilang 'ditolak'.
Kalau dilirik dari segi 'Target Market' Supermarket tersebut, memiliki target market dari kalangan atas 'Segmen A', lebih tepatnya bukan kalangan menengah ke bawah.
Namun bagaimana ceritanya jika orang tersebut masuk kategori 'Segmen A' tapi dia lebih suka naik motor, contohnya ya teman saya itu... Ehm, apakah dia juga ditolak?
Mungkin pembedaan ini semakin kentara!
Tampaknya, inilah nilai tambah yang bisa anda tambahkan ke dalam kategori kenapa anda harus memilih mobil....
Apakah kasus seperti hal ini juga pernah anda alami? mari berbagi cerita... ^^

Friday, October 8, 2010

Masalah.......

Dalam kehidupan, baik sejak kita lahir sampai detik ini tanpa kita sadaripun pasti kita tidak lepas dari masalah....
Ada atau tidaknya masalah, itu hanya sebuah pilihan. Pilihan untuk tidak terlalu larut dalam masalah atau sebaliknya.
Terkadang ketika kita menghadapi masalah, pikiran menjadi kalut. Bimbang memikirkan jalan keluar dari masalah itu sendiri. Sampai tak terasa waktu yang kita buang untuk itu cukup lama, hingga bisa jadi lupa dengan tugas dan tanggung jawab kita untuk urusan yang lain.
Masalah bisa muncul terkadang karena tingkah polah kita sendiri. Seperti tulisan saya sebelumnya 'Hilang', bisa jadi karena kita kurang waspada. Bisa jadi juga kita tidak bisa memisahkan atau memilah-milah mana hal yang harus diselesaikan dahulu dan mana yang tidak. Manajemen berfikir seperti ini mungkin memang akan bisa kita lakukan saat kita sepenuhnya sadar, tapi jika sebaliknya saat pikiran kita kalut maka akan susah untuk berfikir lebih bijak.
Alangkah baiknya, setiap masalah yang muncul, mampu kita sikapi dengan baik. Tentunya juga dengan pertimbangan yang matang, dalam arti tidak terburu-buru. Selain itu, kita juga harus tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik. Apabila kita sudah memberikan keputusan final dan hasilnya tidak memuaskan. Tentunya harus kita terima dengan lapang dada, mungkin memang penyesalan pasti ada. Namun jangan menjadi beban yang berkepanjangan hingga menimbulkan masalah baru. Harus benar-benar diterima dan diambil hikmahnya, toh kita juga sudah berusaha semaksimal mungkin. 


Manusia Merencanakan, Tuhan Menentukan...... ^^



(mar)




Tuesday, October 5, 2010

Ngrasani........

Siapa yang belum pernah atau tidak pernah 'ngrasani' ????

Menurut perkiraan saya, 99 koma 9 persen manusia pernah ngrasani, hehehe..... ^^
'Ngrasani' adalah salah satu istilah dari bahasa jawa yang sering dipakai untuk menggantikan bahasa keren Gosip a.k.a 'nggosip'.
Akhir-akhir ini saya mendapatkan satu istilah lagi dari teman 'ngecemes', tampaknya istilah baru ini lebih mengena 'easy listening', hehehehe...

Ngomongin orang.......
Bergosip..........................
Ngrasani.............................
Ngecemes ...............................

Serasa waktu berjalan cepat, tidak terasa waktu sudah berlalu tiga jam, empat jam, bahkan seharian !
Tentunya itu adalah fakta yang pernah saya alami, hehehe.....
Sering sekali memang kita 'ngomongin' orang yang tentunya dari sisi negatif. Hal itu terasa berjalan begitu saja keluar dari mulut kita. Jika membandingkan sisi positif dan negatif yang kita bicarakan dari seseorang, pasti banyak negatif ^^
Tanpa disadari, dosa yang kita timbun juga akan semakin banyak ^^

Yup....
Hal ini pasti sudah kita sadari...
Evaluasi diripun juga sudah sering dilakukan.....
Tapi apa daya, manusia beginilah adanya.............
Namun yang pasti, kita harus menjalani kehidupan ini degan berusaha melakukan apapun sebaik mungkin....
Jika perlu menghindari 'nggosip' a.k.a 'ngrasani', kenapa tidak?
Tapi yang menjadi pertanyaan besar,

Apakah kita bisa mempraktek'kan hal itu ?

Jawabannya ada pada diri kita masing-masing..........
(kalimat ini sering digunakan! Copy paste deh....)
hehehehe.....



(mar)




Monday, October 4, 2010

Hilang ???

"Hilang ?!?!?!?"

Hilang merupakan satu kata yang kita gunakan jika kita memiliki barang, benda, atau sesuatu yang sebelumnya ada, namun secara tiba-tiba 'ajaib' entah berada dimana. Dalam beberapa hal, jika kita kehilangan rasa lapar, pasti senang karena tergantikan dengan rasa kenyang. Apabila kita kehilangan suatu benda, terlebih lagi jika benda itu sangat kita butuhkan, pasti kita merasakan penyesalan yang dalam. Semakin barang itu ber'harga' maka semakin kita merasa kehilangan. Ber'harga' dalam arti memang secara ekonomi harganya mahal, ber'harga' karena kita dapatkan barang tersebut dari orang tersayang, terlebih lagi kenang-kenangan dari orang yang telah meninggalkan kita.
Kata "hilang" memang membuat perasaan jadi kacau. Kacau dalam berkonsentrasi karena memikirkan segala kemungkinan 'koq barang itu bisa hilang?'. Kacau memikirkan segala kemungkinan 'bagaimana dan kapan barang itu hilang?'. Kacau memikirkan segala kemungkinan 'dimana barang itu hilang?' juga 'siapa yang menemukan barang itu? atau adakah yang mencurinya?'
Nah! Itu dia, segala kemungkinan banyak dan semuanya bisa terjadi.
Apa memang lagi 'apes'?
Apa memang kurang ber'amal'?
Apa memang kurang waspada?
Apa memang lingkungan tidak aman?
Apa memang ada yang sudah lama mengincar barang milik kita?

Ehm, pikiran positif dan negatif terus beradu. Saat kehilangan, pikiran benar-benar kacau. Rasa marah, kecewa, sedih, gelisah, bingung terus bercampur aduk. 
Bagaimana mengatasinya ???
'Ikhlas' adalah pilihan yang tepat, pikiran menjadi lebih ringan, kita juga bisa lebih fokus pada apa yang kita kerjakan. Satu kata ini memang pas, namun yang namanya teori pasti beda dengan praktek....
Prakteknya, kita tetap akan kepikiran... Yah! manusiawi... Wajar...
Namun, Bagaimana rasanya ketika barang kita yang tadinya hilang tiba-tiba ketemu?
Wah!!! Rasanya seperti mendapat durian runtuh, hehehe....
 
Suatu pagi, saya mendapat sms dari nomor yang tidak dikenal. Setelah saya baca, ternyata sms itu dari adik saya yang baru saja kehilangan HP. Saya kaget, mau marah tapi yang namanya barang hilang ya gimana lagi..... Kalau saya marah justru akan buang-buang energi, pikiran positif dan negatif terus beradu. Tidak bisa fokus, dan pikiran lari kemana-mana. Siang itu juga, saya langsung ke tempat adik saya menanyakan bagaimana kronologis kejadiannya. Adik saya baru saja kost kurang lebih tiga bulan dan baru beberapa hari lalu teman satu kost'nya kehilangan 'laptop, dompet, jam tangan' yang ditaksir total kehilangan senilai 10 juta'an. Mungkin peristiwa inilah yang membuat adik saya sekaligus teman dan ibu kost panik, ditambah peristiwa kehilangan HP adik saya. Sampai pada sore harinya, adik saya dan saya mencoba mecari kembali HP yang 'siapa tahu ngga hilang, mungkin terselip'.
Kami tidak 'pasrah' mencoba berusaha karena pasti kami yakin banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Tidak lama setelah mencari, akhirnya ketemu!!! Nah, inilah yang saya sebut durian runtuh. Rasanya ajaib! Mungkin kehilangan sesuatu adalah sebuah peringatan bagi kita.
Peringatan untuk lebih teliti....
Peringatan untuk lebih waspada, dan ....
Peringatan untuk lebih menghargai apa yang kita punya.... ^^

(mar)


Thursday, September 30, 2010

Antara "Standard" dan "Jagang"

Mengawali cerita standard dan jagang, ini adalah satu perangkat penting yang ada di sepeda motor. Bagi yang pernah mengendarai sepeda motor, pasti punya banyak pengalaman menarik soal benda ini. Apapun pengalamannya, mungkin salah satu atau salah berapa'nya mirip dengan pengalaman yang akan saya ceritakan ^^ Selamat membaca cerita saya ^^

Nah, untuk lebih menjelaskan apa yang akan saya ceritakan, inilah foto standard yang saya maksud.  

Standard adalah sebutan untuk perangkat sepeda motor yang memiliki dua pilihan pemakaian. Pertama, pemakaian untuk standard samping dan yang kedua adalah standard tengah yang menyangga sepeda motor dengan tegak sempurna tidak seperti standard samping.

Seringkali saya mengalami masalah dengan standard samping, mungkin karena saya memang tidak memakai sepeda motor yang sudah di iklankan oleh artis kita 'Agnes Monica' yang katanya mirip saya ^^

Terkadang lupa mengembalikan standard samping ke posisi semula sebelum saya mengendarainya, sehingga ketika berbelok ke kiri pernah hampir terjatuh ^^

Pertama kali saya belajar naik sepada motor ketika SMA. Saat bisa mengendarai sepeda motor, tantangannya cukup besar. Mulai dari mengingat juga mengerti masing-masing fungsi perangkatnya sampai teknik jitu mengendarainya di jalan raya. Ketika merasa sudah ahli mengendarai, saya serasa bisa melayang di jalan raya, hehe....

Saya lahir dan besar di kota yang cukup agak sedikit besar (setidaknya menurut pandangan saya ^^), mungkin ada sedikit yang tahu bahkan sangat mengenal kota Tulungagung yang bertetangga dekat dengan kota kelahiran Presiden Pertama kita, Ir. Soekarno.

Menjalani tradisi yang sudah dijalani turun temurun dari tahun ke tahun sebelum lulus SMA, saya dan teman-teman sekolah ramai-ramai ikut study tour. Waktu itu study tour ke Bali, bertepatan satu tahun setelah kecelakaan terbakarnya bus di Paiton yang mengangkut siswa siswi sepulang study tour di Bali yang membuat kami was was juga untuk study tour ke Bali.

Sampai pada akhirnya kami semua dengan tekat sekuat baja berangkat melaju ke Bali 'Pulau Dewata'. Kami serombongan dibagi menjadi dua bus bermuatan penuh. Dalam perjalanan menuju ke Bali, setelah melewati Ketapang - Gilimanuk, bus rombongan saya berhenti sejenak mengisi bahan bakar. Ketika itu, ada salah seorang Bapak yang membonceng seorang anak juga berhenti untuk mengisi bahan bakar. Saat akan meninggalkan pom bensin. Si Bapak tersebut tampaknya lupa mengembalikan posisi standard'nya ke tempat semula. Kami satu rombongan yang walaupun posisi masih di dalam bus melihat itu, hingga saya langsung berteriak "Jagang Pak! Jagang! Jagang'nya belum dibenarkan!" Tapi raut wajah si Bapak tidak berubah, bahkan cuek. Sampai akhirnya satu rombongan bus ikut berteriak semua. Namun tidak merubah keadaan, kami pun tambah was was takut si Bapak dan anaknya terjadi apa-apa.

Saya baru sadar kalau kami ini sudah tidak lagi di kota Tulungagung-Jawa Timur, tapi di Pulau Bali !!!!!! Saya berteriak ke teman-teman di bus

"Bahasa Indonesia'nya Jagang itu apa? Bapak'nya ngga ngerti jagang itu!"

dan kami langsung ribut bertanya tanya "Apa ya?".

Ternyata di dalam satu bus itu termasuk saya, tidak ada yang tahu apa Bahasa Indonesia'nya Jagang !!!!

Benar - benar memalukan !!! wkwkwkwk....

Alhasil, si Bapak tetap melenggang tanpa membetulkan posisi jagang'nya. Cape de...

Usut punya usut.... Setelah pulang dan bertanya pada ortu, baru saya tahu ternyata 'Standard' adalah Bahasa Indonesia dari 'Jagang'.... hihihihi....


Tips :

Satu :
Nilai Bahasa Indonesia tidak menentukan pandai menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.... ^^

Dua :
Hati - Hati dengan standar samping motor anda kecuali anda memakai motor 'Agnes Monica' ^^

Tiga :
Hati - Hati bagi anda yang belum bisa dan akan belajar menggunakan standar tengah, akan mampu mencederai pinggang anda dengan sukses, hihihihi (pengalaman pribadi saya, pinggang saya baru sembuh sekitar satu mingguan) ^^


(mar)


Wednesday, September 29, 2010

Blogger Sejati ????

Hmmpphhhh........

Sudah sangat lama dan lama sekali saya tidak menulis di blog.
Kenapa? 
Memang sejak kapan saya punya blog? 

Nah, pertanyaan itu yang juga menjadi tanda tanya bagi saya ^^ Saya memang sudah lama, mungkin sejak masuk kuliah di tahun 2004, saya sudah punya blog, tapi keinginan untuk menuangkan ke dalam blog yang boleh dibilang diary on line ini tak juga saya lakukan. Isi blog saya hanya copy paste saja dari beberapa artikel yang sudah ada. Ehm, rupanya memang budaya ini sudah ada pada saya sejak dulu. Copy and Paste, hehehehe.... ^^
Banyak hal yang sebenarnya ingin saya bagi dalam diary on line ini, namun rasa enggan, idealis, juga keterbatasan yang membuat saya memutuskan lebih baik tidak menulis di blog, cukup di diary saya saja yang tak on line.
Enggan meluangkan waktu, enggan berfikir lebih runtut sesuai alur, enggan menulis, dan enggan-enggan yang lain. Idealis ingin menulis 'bagus', 'bagus' dalam arti tidak hanya saya yang menyukai, tapi juga disukai orang banyak. Yah, itulah sedikit dari sekian banyak keterbatasan yang saya miliki.
Pada akhirnya, saya mencoba berfikir kembali,

Apakah akhir seperti ini yang saya inginkan? Ehm, kalau berbagi itu indah, kenapa tidak saya bagi saja pengalaman yang sudah saya lalui?

Melalui cara berfikir inilah, saya mencoba belajar menjadi blogger dalam blogosphere yang bisa berbagi.... ^^
Akankah saya bisa menjadi blogger sejati ???

(mar)